DONGGALA, KABAR SULTENG – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pendau Tambu, Donggala disebut sering mengalami mati lampu disebabkan karena tidak adanya ketersediaan BBM. Ironisnya, anggaran operasional genset untuk tahun 2024 telah dicairkan oleh Pemerintah Kabupaten Donggala.
Video yang diterima media ini menunjukkan keluarga pasien menggunakan senter handphone sebagai penerangan di ruang rawat inap saat mati lampu.
Baca juga: Petisi Protes Kinerja dan Pergantian Direktur RSUD Pendau Tambu, Ditandatangani 77 Pegawai
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Donggala, dr. Syahriar, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengaku telah menerima laporan terkait matinya lampu di RSUD Pendau Tambu.
“Memang ada laporan bahwa genset pelayanan mati tidak punya bahan bakar, saya juga ditelepon sama Pak Bupati,” ujar Kadinkes Donggala, Selasa (3/4/2024).
Syahriar menegaskan bahwa dirinya telah menandatangani pencairan dana ke RSUD Pendau Tambu sebesar Rp50 juta yang dianggarkan untuk kebutuhan operasional.
“Persoalan bahwa itu disalahgunakan atau tidak tepat sasaran, itu saya tidak bisa masuk ke ranah situ, karena itu ranahnya inspektorat,” katanya.
Lebih lanjut, Syahriar mengungkapkan bahwa ia juga menerima laporan mengenai kekurangan obat-obatan dan bahan habis pakai untuk pelayanan pasien.
“Nah, kalau misalnya mati lampu dan sebagainya kan yang dirugikan itu pasien,” ujarnya.
Menurutnya, seharusnya rumah sakit memiliki anggaran dari pendapatan langsung yang dapat digunakan untuk keperluan pelayanan sebelum dana dari pemda cair.
“Pelayanan kepada pasien atau orang sakit ini tidak bisa dipending, harus ada antisipasi kesiapan obat-obatan dan segala macam kebutuhan itu,” jelas Syahriar.
Sementara itu, segala persoalan yang terjadi di RSUD Pendau Tambu masih menunggu kebijakan dari Bupati Donggala.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 77 pegawai RSUD Pendau Tambu membuat surat petisi menuntut pergantian Direktur RSUD Mohamad As’ad, SKM, Msi. Petisi tersebut berisi sejumlah kritik terhadap kinerja Mohammad As’ad yang dinilai arogan.
Hingga berita ini diterbitkan, Mohamad As’ad belum memberikan respon meskipun telah dihubungi melalui pesan Whatsapp dan telepon.***