PALU, KABAR SULTENG – Event BERANI Drag Race dan Drag Bike resmi digelar di Jalan Sam Ratulangi depan Kantor Gubernur Sulteng.
Diketahui event BERANI Drag Race dan Drag Bike ini digelar selama dua hari mulai 3-4 Mei 2025, dengan menutup penuh akses jalan Nasional di Kota Palu itu.
Wakil Ketua DPRD Sulteng, Aristan memberikan tanggapan mengenai ajang balapan tersebut.
“Saya baru tahu kalau ada penutupan jalan karena sedang dalam perjalanan ke Pantai Barat. Luar biasa itu idenya kalau jalan nasional sampai ditutup untuk kegiatab balapan. Saya mau bilang naheba (hebat),” ujar Aristan via telepon.
Baca juga: Update Kasus Penganiayaan di Lokasi Pengolahan Hasil Tambang Poboya, 2 Tersangka Diamankan
Aristan menilai event ini kemungkinan besar mengganggu kenyamanan banyak pengguna jalan dan kepentingan publik.
Sosok M Fathur Anwar menjadi sosok penting di balik event BERANI Drag Race di Kota Palu tersebut. Putra Gubernur Sulteng Anwar Hafid itu didapuk sebagai ketua panitia.
Aristan menilai para pejabat dan keluarganya harus memberikan contoh yang baik, bukan malah menyelenggarakan acara yang menimbulkan keresahan masyarakat.
“Harusnya digelar di arena atau tempat yang semestinya, apalagi di tengah efisiensi begini malah buat kegiatan semacam itu dan mengganggu akses publik,” ucap Aristan.
Agus, seorang pengendara mengeluhkan penutupan Jalan Sam Ratulangi karena dianggap sangat menyulitkan aktivitas warga dan pengguna jalan lainnya.
“Ini jalanan umum dan vital karena berada di depan kantor gubernur dan DPRD Sulteng. Banyak kendaraan yang harus memutar. Apakah diizinkan kalau warga yang menutup jalan?,” ketusnya.
Media ini mencoba melakukan peliputan langsung di venue BERANI Drag. Pihak panitia meminta biaya masuk sebesar Rp40 ribu. Sementara parkir motor dikenakan tarif Rp10 ribu.
Kami mencoba menjelaskan tujuan kedatangan untuk melakukan peliputan. Namun panitia tetap kekeh meminta bukti tiket gelang untuk akses masuk.
Ketua Panitia BERANI Drag Race, M Fathur Anwar menegaskan tidak ada pengenaan biaya bagi pers saat melakukan peliputan.
“Untuk pers gratis. Kami akan evaluasi kalau begitu soal pemungutan uang masuk. Kami pastikan besok tidak ada lagi pungutan-pungutan seperti itu,” ujar Fathur.
Mengenai penutupan jalan yang menuai sorotan publik, ia menjelalskan bahwa Jalam Ram Ratulangi pernah menjadi lokasi ajang serupa 16 tahun lalu.
“Sejarah itu yang coba kami bangkitkan dan menjadi acuan kegiatan otomotif di Sulawesi Tengah. Mengapa kami tidak menggunakan sirkuit? Sebab kami menunggu perbaikan Sirkuit Panggona supaya semakin proper untuk event-event race selanjutnya,” jelasnya.***
Ikuti update berita menarik lainnya di saluran WhatsApp Official kabarsulteng.id, klik di sini