PALU, KABAR SULTENG – Bakal calon Gubernur Sulawesi Tengah 2024, Anwar Hafid, mengungkapkan adanya regulasi yang merugikan daerah dalam pengelolaan industri smelter di Morowali dan Morowali Utara.
Menurutnya, hasil yang dinikmati oleh daerah dan masyarakat dari keberadaan industri smelter Morowali dan Morowali Utara baru mencapai 20 persen.
“Kehadiran industri smelter seharusnya membawa manfaat yang lebih besar, namun yang terjadi justru sebaliknya,” ungkap Calon Gubernur Sulteng bertagline BERANI (Bersama Anwar-Reny) di hadapan pengurus dan kader HMI MPO di Hotel Paramasu, Sabtu (21/9/2024).
Anwar menyebut Morowali dan Morowali Utara kekayaan alamnya diambil oleh investor, namun pengelolaan dan pengawasannya tidak dilakukan secara optimal. Akibatnya, lingkungan di wilayah pertambangan mengalami kerusakan serius.
Baca juga: Hanya Anwar-Reny yang Bersedia Hadir Diskusi yang Digelar HMI MPO di Palu
“Lingkungan kita terluka akibat eksploitasi yang tidak terkendali,” tegas Anwar Anwar.
Ia menyoroti beberapa regulasi yang dianggap merugikan, salah satunya adalah tax holiday, sebuah kebijakan insentif pajak yang diberikan kepada investor asing.
“Kehadiran tax holiday ini membuat daerah tidak mendapatkan manfaat optimal dari pajak, khususnya dari industri smelter di Morowali dan Morut. Pajak hanya dikenakan di mulut tambang, sementara di mulut industri tidak dikenakan. Ini jelas merugikan kita,” jelas mantan Bupati Morowali dua periode tersebut.