KABAR SULTENG, – Kabupaten Poso khususnya daerah Lembah Napu, tidak hanya terkenal dengan pemandangan padang rumput yang memukau, hutan pinus dan beragam situs megalit atau megalitikum juga menjadi spot wisata cagar alam yang harus didatangi setidaknya sekali seumur hidup.
Megalitikum atau Megalit merupakan istilah untuk menyebutkan kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar. Mega berarti besar dan lithos berarti batu, kebudayaan megalitik selalu berdasarkan pada kepercayaan akan adanya hubungan antara yang meninggal, terutama kepercayaan akan adanya pengaruh kuat dari salah satu yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman.
MEGALITIK POKEKEA
Salah satu situs yang terdapat dilembah Behoa adalah situs Pokekea yang terdapat di Desa Hanggira, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.
Situs Pokekea terletak diatas bukit dan memiliki sebaran tinggalan megalitik yang cukup banyak dengan tinggalan yang beragam seperti, Kalamba, tutup kalamba, arca batu, batu dakon, lumpang batu, meja altar, batu dulang, batu bergores, dan gerabah kubur. Semua tinggalan megalitik tersebut, terletak rapih hampir merata diatas dan didalam tanah bukit Pokekea.
Baca Juga: Mengenal Sejarah dan Budaya Suku Tomini, Suku Asal Parimo Sulawesi Tengah
MEGALITIK TADULAKO
Situs Tadulako di desa Doda , kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. Arca Tadulako memiliki tinggi 2.20 meter, berbentuk agak lonjong, dengan gambaran wajah dan mata agak miring.Konon, arca ini adalah seorang panglima perang. Karena suatu kesalahan, ia dikutuk menjadi batu.
Arca batu yang terdapat di situs ini, dua buah dalam posisi berdiri tegak dan satu buah dalam posisi terbaring. Satu buah arca digambarkan dalam bentuk manusia setengah badan tanpa kaki, dengan arah hadap utara, arca pertama mempunyai ukuran tinggi, 207 cm, lebar badan 75 cm, muka manusia digambarkan dalam bentuk bulat, mata melotot, alis dan hidung menyatu, dua buah telinga berbentuk bulat, buah dada menonjol, kedua tangan dilipat didepan perut. Arca ini berdiri ditengah padang, masyarakat sekitar memberi nama arca ini adalah arca Tadulako.
Sedangkan arca yang ke dua dalam posisi tidur, arca ini disebut arca dua wajah, karena mempunyai wajah dua, hanya terdapat hidung dan mata dengan ukuran panjang 235 x lebar badan 125. Kalamba yang terdapat di situs ini letaknya tersusun rapi, dan salah satunya mempunyai penutup.
Dan masih banyak situs megalit yang terdapat di lemah Behoa, hanya saja tidak tereksplor, kawasan megalit ini juga sangat kental dengan adat istiadat, para tamu atau pengunjung yang mendatangi situs ini wajib melaporkan diri kepada warga setempat (izin tuan tanah).Karena kepercayaan yang sangat kental didaerah ini, pengunjung wajib menjaga kelestarian situs ini,dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan melakukan hal-hal tidak biasa di daerah ini.
Daerah Napu ini sudah termasuk kawasan hutan lindung. Pada 1977, kawasan Lore Lindu terutama hutannya telah diresmikan menjadi salah satu cagar biosfer yang dikembangkan melalui program Man and the Biosphere (MAB) oleh United Nation Education, Scientific and Culture Organization (UNESCO).DM
Ikuti juga berita menarik lainnya di saluran WhatsApp Official kabarsulteng.id klik disini