PALU, KABAR SULTENG – Hannah Asa Indonesia menjadi fasilitator pada kegiatan Lokakarya Permodalan Usaha selama tiga hari di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Kegiatan yang berlangsung pada 17 sampai dengan 19 Februari 2025 itu turut melibatkan Otoritas Jasa Keuangan Sultentg, Industri Jasa Keuangan seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, Bank Sulteng, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Dinas Kesehatan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Loka POM, dan BPMD Kabupaten Banggai Kepulauan..
Serta turut melibatkan Pemerintah Kecamatan Liang dan pemerintah Desa Liang, Tangkop, Okumel, Tamboniki. Kindandal, dan Mamulusan.
Selain itu turut terlibat perwakilan Nelayan, kelompok Perempuan, sampai dengan Perwakilan Pengepul.
Menurut Founder Hannah Asa Indonesia, Mardiyah, kegiatan yang diinisiasi oleh Burung Indonesia sangatlah baik, sebab dapat menguatkan kapasitas kelompok masyarakat pesisir melalui literasi keuangan dam kewirausahaan.
Baca juga: Bootcamp Hannah, OJK: Langkah Nyata Literasi dan Inklusi
“Kegiatan yang dilakukan oleh Burung Indonesia, atau BirdLife Indonesia Association sangat baik,” ujar Mardiyah, Minggu (23/02/2025).
Wanita sapaan akrab Itje mengungkapkan, Hannah Asa Indonesia telah dilibatkan Burung Indonesia untuk memberikan literasi keuangan sejak 2023 di Banggai Kepualauan.
Ia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya untuk Burung Indonesia karena selalu berkolaborasi bersama Hannah Asa Indonesia sampai saat ini.
“Terima kasih untuk Burung Indonesia yang telah melibatkan Hannah Asa Indonesia sejak 2023 hingga saat ini, mari terus berkolaborasi untuk pembangunan ekonomi yang merupakan proses berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banggai Kepulauan khususnya,” ungkapnya.
Wallacea Programme Manager Burung Indonesia, Wahyu Teguh Prawira, menjelaskan, target kolaborasi yang melibatkam berbagai pihak itu ialah masyarakat di Banggai Kepulauan khususnya nelayan mendapat kondisi ekonomi yang lebih menguntungkan, juga mampu mendapatkan dana untuk investasi awal.
Lalu, perempuan pesisir di Banggai Kepulauan mampu menciptakan sumber pendapatan tambahan dari hasil penjualan produk olahan bahan dasar ikan.
Teguh berharap, desa-desa binaan Burung Indonesia dapat memiliki legalitas kelembagaan yang sah dan diakui pemerintah setempat.
“KUBE di lima Desa ini memiliki legalitas kelembagaan yang sah dan diakui oleh pemerintah Desa, Kabupaten, dan Provinsi sebagai salah satu UMKM desa yang provitable, serta berkearifan lokal,” harapnya.
Perempuan pesisir juga diharapnya mampu memproduksi setidaknya dua produk olahan berbahan dasar sumber daya pesisir dan berhasil memasarkan.
Selanjutnya produk hasil masyarakat dapat memiliki sertifikat pangan, izin edar, dan terdistribusi ke banyak pasar lokal maupun luar daerah. (Rendy Zulkarnaen)
Ikuti juga berita menarik lainnya di WhatsApp Official kabarsulteng.id di sini