PALU, KABAR SULTENG – Masyarakat tidak perlu khawatir, ternyata deflasi dapat diatasi dengan melakukan kebijakan moneter dan pengelolaan keuangan.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan, terhitung sejak Mei 2024 sebesar 0,03%.
Deflasi adalah penurunan harga barang dan jasa mengakibatkan berkurangnya jumlah uang beredar dalam waktu tertentu.
Deflasi pertama kali dilaporkan pada Mei 2024 sebesar 0,03 persen. Kemudian meningkat menjadi 0,08% pada Juni dan meroket pada Juli sebesar 0,18%.
Deflasi sempat membaik pada Agustus menyentuh 0,03%, lalu kembali memburuk menjadi 0,12% pada September 2024.
Founder Hannah Asa Indonesia, Mardiyah, mengungkapkan, deflasi dapat diatasi dengan cara mengimplementasikan kebijakan moneter yang tepat dan bijak dalam mengelola keuangan secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.
“Deflasi dapat diatasi dengan mengimplementasikan kebijakan moneter yang tepat dan mengatur penggunaan uang secara efektif,” jelas Mardiyah, Kamis (29/11/2024).
Baca juga: Hannah Asa Indonesia bersama Dinas Koperasi UKM Sulteng Gelar Bimtek
Mardiyah mengungkapkan, deflasi yang berkepanjangan menjadi tanda adanya masalah ekonomi.
“Meskipun harga yang lebih rendah dapat menguntungkan konsumen, namun deflasi yang berkepanjangan bisa menjadi tanda adanya masalah ekonomi yang lebih besar seperti penurunan daya beli masyarakat dan penurunan pendapatan produsen,”
Ia menuturkan, secara umum, deflasi terjadi karena berkurangnya atau menurunnya peredaran uang di masyarakat.
Ia menyampaikan, deflasi dapat berdampak jangka panjang, ketika daya beli masyarakat menurun maka permintaan barang akan menurun juga.
Sehingga hal tersebut memicu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dapat menambah pengangguran.
Menurutnya, deflasi juga dapat menyebabkan peningkatan beban hutang, penurunan pendapatan perusahaan akibat daya beli masyarakat rendah sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Pada sektor pasar, komoditas utama penyumbang deflasi antara lain cabai merah, cabai rawit, BBM, telur, dan daging ayam ras.
Beberapa cara yang dapat dilakukan menghadapi deflasi seperti mengatur pengeluaran, membuat prioritas barang dan jasa, kelola hutang, memiliki cadangan dana darurat minimal 6 bulan, mengelola risiko serta mengelola investasi.
Mardiyah menekankan agar masyarakat harus lebih kreatif dalam mengembangkan keterampilan baru dan mencari penghasilan tambahan.
Ia berharap hal tersebut dapat membantu memperkuat kondisi keuangan selama masa deflasi. (Rendy Zulkarnaen)
Simak update berita menarik lainnya, ikuti saluran WhatsApp Official KabarSulteng.id https://whatsapp.com/channel/0029VaFS4HhH5JM6ToN3GU1u atau klik di sini