PALU, KABAR SULTENG – Menjadi generasi sandwich tidaklah mudah. Maka, wajib membaca ini agar cerdas keuangan.
Mengelola keuangan adalah hal wajib dilakukan oleh setiap orang, terutama untuk generasi sandwich.
Menjadi generasi sandwich tidaklah mudah, mereka harus melakukan pengelolaan keuangan dengan baik karena memiliki tanggung jawab keuangan yang besar untuk anggota keluarganya.
Berdasarkan Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 ,menunjukkan, segmen penduduk yang memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang lebih rendah dibandingkan tingkat nasional.
Sehingga dari data tersebut menjadi tugas anak muda untuk menopang dan menunjang perekonomian orang tua lanjut usia di keluarganya.
Founder Hannah Asa Indonesia, Mardiyah, mengatakan, terdapat tiga tipe generasi sandwich berdasarkan kondisi keuangan, yakni The Traditional Sandwich Generation, The Club Sandwich Generation, dan Open-faced Sandwich Generation.
Baca juga: Tingkatkan Literasi Keuangan di Sulteng, Hannah Asa Indonesia Gelar Bootcamp untuk Mahasiswa
“Terdapat 3 tipe generasi sandwich berdasarkan kondisi keuangan yang mereka miliki. Ada The Traditional Sandwich Generation, The Club Sandwich Generation, dan Open-faced Sandwich Generation,” kata Mardiyah, Jumat (22/11/2024).
Ia menjelaskan, usia 40 hingga awal 50 tahun masuk ke dalam tipe The Traditional Sandwich Generation.
Dijelaskan, individu yang masuk dalam kategori tersebut adalah yang merawat orang tua usia lanjut, pasangan, dan juga anak-anaknya yang membutuhkan dukungan secara fisik, emosional dan finansial.
Selanjutnya, The Club Sandwich Generation merupakan kumpulan individu berusia 30 hingga 40 tahunan. Beban yang harus ditanggung oleh generasi ini lebih besar dibanding traditional sandwich generation.
Mardiyah bilang, individu yang masuk dalam kategori tersebut memiliki tanggungan anak yang masih berusia kanak-kanak, orang tua, dan bahkan kakek-neneknya. Jika sudah memiliki cucu, maka beban yang harus ditanggung lebih banyak lagi.
Terakhir Open-faced Sandwich generation merupakan generasi dewasa yang belum memiliki anak. Tipe ini hanya menanggung beban orang tuanya saja atau saudara-saudaranya.
Mardiyah menyebut, tipe-tipe generasi sandwich ini perlu dipahami karena bisa berdampak pada financial stress.
“Tipe-tipe ini perlu dipahami karena generasi ini merupakan penopang keberlangsungan kehidupan keluarga, tipe-tipe generasi sandwich ini memiliki tanggung jawab keuangan yang cukup besar, tapi di sisi yang lain mereka memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah yang menyebabkan financial stress,” sebutnya.
Ia mengucapkan, generasi sandwich perlu melakukan perencanaan keuangan, untuk membantu keluarga mengelola pengeluaran, tujuan keuangan, pensiun keluarga, dan memaksimalkan investasi.
Generasi sandwich yang melakukan perencanaan keuangan dapat mempersiapkan masa depan yang jauh lebih baik agar lebih cerdas keuangan.
Tak hanya itu, Mardiyah juga menawarkan solusi untuk mengelola keuangan bagi orang tua. Dimulai dari membuat rencana keuangan hingga menabung untuk persiapan pensiun.
“Ada beberapa tips atau solusi untuk orang tua agar bisa mengelola keuangannya dengan baik. Dimulai dari membuat rencana keuangan baik itu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Setelah itu menyiapkan dana darurat, hindari berhutang konsumtif, dan mulailah menabung untuk pensiun”, tutupnya. (Rendy Zulkarnaen)
Simak update berita menarik lainnya, ikuti saluran WhatsApp Official KabarSulteng.id https://whatsapp.com/channel/0029VaFS4HhH5JM6ToN3GU1u atau klik di sini