Mendengar Cerita Gafar, Sang Pedagang Roti Keliling di Palu asal Sukabumi Jawa Barat

Mendengar Cerita Gafar, Sang Pedagang Roti Keliling di Palu asal Sukabumi Jawa Barat
Gafar, Penjual Roti Keliling di Kota Palu. (Foto: Pintara Dinda)

PALU, KABAR SULTENG – Demi menafkahi keluarga, Gafar yang seorang kepala rumah tangga berusia 47 tahun nekat datang ke Kota Palu untuk menjadi pedagang roti keliling.

Jaman sekarang sudah sangat banyak brand toko roti besar, namun ternyata masih ada yang menggunakan cara zaman dulu dalam hal menjual roti yaitu dengan berkeliling.

Bacaan Lainnya

Penjual roti keliling ada beragam jenisnya, salah satunya penjual roti keliling dengan membopong keranjang roti sambil berkeliling ke kompleks-kompleks rumah warga.

Hal itu adalah salah satu pekerjaan yang digeluti seorang kepala rumah tangga, Gafar (47) yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat.

Baca Juga: Cagub Sulteng Anwar Hafid Sapa Ribuan Warga Parimo, Paparkan Program Strategis Paslon BERANI

Di sini Gafar tidak memiliki keluarga, ia hanya tinggal di tempat pembuatan roti itu sendiri dan ia nekad datang ke Palu hanya berbekal cerita teman.

“Enggak ngekos, kalau ngekos mana cukup bayar ngekos lagi sama biaya hidup,” tuturnya lirih, Sabtu (20/10/2024) malam.

Gafar biasanya berjualan di sekitaran Kayumalue. Di pagi hari ia naik gojek dari arah Palu hingga ke Kayumalue yang bisa menghabiskan uang sebesar (20.000)dua puluh ribu rupiah dan pada saat pulang ia hanya menumpang kepada mobil-mobil yang lewat.

“Alhamdulillahnya orang sini yang aku rasa sendirilah pada baik itu semua jadi kalau istilah dibanding dengan Jakarta,” sambungnya lagi.

Baca Juga: Hadianto Rasyid Hadiri Penutupan Turnamen Aura Football Festival 2024

Dalam satu hari biasanya berhasil menjual 150 pcs roti berbagai varian, namun sayangnya roti yang ia bawa itu tidak selalu habis. Jika roti yang ia bawa tidak habis ia biasanya menombok membayar di tempat dia mengambil roti.

“Kalau sudah diambil ya sudah berarti tanggungannya kita jadi kalau tidak habis kita bayar, jadi biasa tidak berani ambil banyak-banyak,” jelasnya sambil memperhatikan sekitar.

Di tengah-tengah banyaknya toko kue di Kota Palu tidak membuat nyalinya ciut untuk berjualan, hal itu dikarenakan ia merasa bahwa penjual roti memang harus jemput bola agar orang yang tidak ingin beli tetapi karena melihat jadi ingin membelinya.

Terakhir, Gafar sang pedagang roti keliling ini merasa bersyukur karena di Palu banyak orang baik yang bantu dia.(Pintara)

 

Simak update berita menarik lainnya, ikuti saluran WhatsApp Official KabarSulteng.id https://whatsapp.com/channel/0029VaFS4HhH5JM6ToN3GU1u atau klik di sini

Pos terkait