Palu, Kabarsulteng.id – Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Sulawesi Tengah menyebutkan, terdapat 6.652 kasus ternak babi yang mati mendadak disebabkan penyakit African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika.
Kepala Bidang Kesehatan Keswan dan Kesmave Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng Dandy Alfita menjelaskan, berdasarkan data kasus yang terlapor di Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS) per Januari hingga Mei 2023, tercatat Kabupaten Poso sebanyak 2.971 kasus dan Morowali sebanyak 39 kasus positif ASF.
“Penyakit demam babi di Sulteng ini pertama kali kami temukan itu berada di Kabupaten Poso pada bulan Januari lalu,” jelasnya Sabtu 27 Mei 2023.
Sementara itu, untuk di Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 3.642 kasus yang masih sedang menunggu hasil uji sampel.
Menurutnya, virus Asf itu cara kerjanya cepat sekali menyebar ke ternak yang belum terpapar.
Lebih lanjut, kata Dandy, Demam Babi Afrika adalah penyakit yang menyerang babi dan sangat menular, menimbulkan berbagai pendarahan pada organ internal hewan serta disertai angka kematian yang tinggi.
Ia menambahkan, Gejala ternak babi yang terkena virus Demam Babi Afrika, diantaranya bisa menyebabkan babi lesu, demam, tidak nafsu makan, dan bisa menimbulkan kematian mendadak.
“Untuk sekarang ini kami memfokuskan memperketat lalu lintas ternak yang menjadi peyebab virus Demam Afrika masuk ke Sulteng,” tambahnya.
Sekedar informasi, untuk saat ini Pemerintah belum menemukan vaksin untuk virus ASF atau Demam Babi, hanya saja untuk sementara masih dilakukan disinfektan dan mengecekkan kepada hewan yang belum terdampak. (Angel)