PT CPM Dukung Kegiatan Ritual Masyarakat Adat di Poboya

PT. CPM Dukung Kegiatan Ritual Masyarakat Adat di Poboya
Wakil Ketua Badan Musyawarah Adat Kaili Provinsi Sulawesi Tengah dan Wakil Ketua I Dewan Adat Kota Palu., DR. Drs.Timudin DG Mangera Bauwo, M.Si. (IST)

PALU, KABAR SULTENG – Rencana pelaksanaan kegiatan adat di wilayah konsesi tambang  Poboya Kota Palu mendapat dukungan dari PT. CPM.

GM Eksternal Affairs and Security PT CPM, Amran Amir mengatakan, CPM tentu memberi dukungan terhadap lembaga adat untuk menggelar ritual adat di wilayah Poboya sebagai bagian dari keberadaan CPM di Kota Palu khususnya yang juga menjadi bagian dari masyarakat lingkar tambang.

Bacaan Lainnya

“Kami dari CPM menghormati dan memberi dukungan dilaksanakannya kegiatan adat di Poboya,” kata Amran dihubungi, Senin (24/2/2025).

Seperti diketahui ritual adat “Pompaura” sekelurahan Poboya akan dilaksanakan di wilayah konsesi PT. CPM Poboya pada beberapa hari kedepan.

Sementara Wakil Ketua Badan Musyawarah Adat Kaili Provinsi Sulawesi Tengah dan Wakil Ketua I Dewan Adat Kota Palu., DR. Drs.Timudin DG Mangera Bauwo, M.Si dalam keterangan tertulisnya mengungkan tradisi adat Kaili harus terus didukung, dihargai .dan dilestarikan bersama. Mengingat Adat Kaili adalah salah satu adat istiadat yang berkembang di masyarakat suku Kaili yang sebagian besar berada di Provinsi Sulawesi Tengah.

“Saya berharap ritual adat yang akan dilaksanakan di wilayah tambang Poboya dapat berjalan dengan baik dan tetap menjaga marwah adat dan menjaga keseimbangan antara tradisi, keamanan dan kenyamanan  masyarakat,” ujar Timudin DG Mangera Bauwo.

Pada kesempatan tersebut Doktor Timuddin menegaskan, penting dalam menjaga rasa toleransi kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Termasuk dengan keberadaan PT CPM di tanah Kaili patut bersama dijaga, sepanjang pihak perusahaan melakukan hal terbaik dan tidak mengganggu wilayah ketentraman yang ada di wilayah tersebut.

“Terkait dengan kegiatan adat yang akan dilaksanakan di Poboya, saya menilai sepanjang pelaksanaanya aman dan tetap menjaga rasa persatuan kesatuan didalamnya. Bagi kami tidak ada masalah. Jadi CPM silahkan bekerja dan  memang kita tahu bahwa CPM mendapat restu dari pemerintah. Tetapi jangan lupa untuk melibatkan dan memprioritaskan masyarakat lokal dalam tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah lingkar tambang.  Supaya masyarakat juga tingkat penghasilannya meningkat dan jangan sampai terjadi benturan,” ujar Doktor Timuddin sembari menekankan kembali, Masintuvu Kita Maroso Morambanga Kita Marisi artinya Bersama Kita Kuat Bersama Kita Kokoh.***

Pos terkait