Bisa Bikin Kantong Jebol, Apa Itu Doom Spending? Berikut Pengertian, Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya

Bisa Bikin Kantong Jebol, Apa Itu Doom Spending? Berikut Pengertian, Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya
Mardiyah, Founder Hannah Asa Indonesia

PALU, KABAR SULTENG – Doom spending merupakan perilaku belanja tanpa berpikir terjadi akibat merasa tertekan oleh kekacauan politik dan kondisi global lainnya.

Mengutip pernyataan Profesor Kebijakan dan Manajemen Kesehatan dari City University of New York, Bruce Y. Lee, menyebut bahwa doom spending sering terjadi di Amerika Serikat ketika seseorang merasa tertekan oleh kekacauan politik, perubahan iklim, dan kondisi global lainnya.

Bacaan Lainnya

Founder Hannah Asa Indonesia, Mardiyah, mengatakan, doom spending terjadi karena stress, terpengaruh konten media sosial, sulit mengontrol pembayaran digital, kemudahan akses belanja pada e-commerce dan lainnya. Hal ini dapat merugikan secara emosional dan finansial.

Baca juga: Hannah Asa Indonesia Membangun Masa Depan Inspiratif dan Berkelanjutan

“Fenomena ini menyebabkan seseorang menghabiskan uang secara impulse buying atau  belanja tanpa berpikir, yang dapat merugikan secara emosional dan finansial. Hal ini terjadi karena stres dan depresi, dipengaruhi konten-konten media sosial, kecemasan, ketidakpastian, terpengaruh promosi dan diskon, serta kemudahan pembayaran digital dan akses belanja e-commerce sehingga sulit mengontrol,” jelas Mardiyah, Sabtu (5/10/2024)

Ia juga menjelaskan, perilaku impulse buying didorong oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal.

“Dua Faktor penting yang mendorong impulse buying yaitu, pertama faktor internal seperti kondisi perasaan, jenis kelamin, usia, dan karakter hedonism ketika melakukan pembelian,  dan kedua adalah faktor eksternal seperti harga, kemasan, kemudahan akses membeli, iklan, diskon dan display suatu produk,” jelasnya.

Menurut Mardiyah, perilaku doom spending memberikan banyak dampak buruk bagi emosional dan finansial.

Beberapa dampak buruknya adalah cemas, takut, sedih, mengakibatkan hutang menumpuk akibat belanja menggunakan kartu kredit, risiko cash flow negatif, kegagalan berinvestasi, serta berkurangnya dana darurat.

“Dampak terburuk yang diakibatkan doom spending yaitu mengalami financial stress  yang menyebabkan cemas, takut, sedih, mengakibatkan hutang menumpuk akibat belanja menggunakan kartu  kredit, risiko cash flow negatif, kegagalan dalam berinvestasi, serta berkurangnya dana darurat,” katanya.

Mardiyah mengucapkan, terdapat beberapa tata cara untuk terhindar dan lepas dari perilaku doom spending.

Pertama, membuat perencanaan keuangan dengan cara buat budgeting, catat pemasukan dan pengeluaran, gunakan aplikasi keuangan untuk pantau pengeluaran.

Kedua, membuat rencana sebelum memutuskan membeli suatu produk, hindari kalap juga tergesa-gesa saat belanja, berbelanjalah dengan hati yang senang dan tenang, sehingga dapat berpikir logis.

Ketiga, melatih mindful spending. Terakhir keempat apabila terkena doom spending, bisa alihkan dengan hal-hal produktif  dan menenangkan seperti yoga, berkebun, atau hal produktif lainnya.

“Agar terhindar dan lepas dari perilaku doom spending bisa dengan lakukan cara membuat perencanaan keuangan dengan buat budgeting, catat pemasukan dan pengeluaran, gunakan aplikasi keuangan untuk tracking pengeluaran, lalu membuat rencana sebelum memutuskan membeli suatu produk, hindari belanja kalap, tergesa-gesa saat belanja, dan berbelanjalah dengan hati yang senang agar berpikir logis, kemudian melatih mindful spending, dan apabila terkena doom spending bisa dialihkan ke hal-hal seperti yoga, berkebun atau hal produktif lainnya,” tutupnya ***

Simak update berita menarik lainnya, ikuti saluran WhatsApp Official KabarSulteng.id https://whatsapp.com/channel/0029VaFS4HhH5JM6ToN3GU1u atau klik di sini

Pos terkait