SIGI, KABAR SULTENG – Di tengah kekayaan sumber daya alam melimpah, Dusun Kangkuro, Desa Tomado, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, justru seolah terpinggirkan.
Potensi besar kawasan ini terkubur oleh minimnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur dasar.
Pantauan di lapangan memperlihatkan kenyataan yang memprihatinkan.
Di mana untuk mencapai Dusun Kangkuro, harus menempuh perjalanan penuh tantangan.
Dari Dermaga Desa Tomado menuju Dermaga Wongkodono, warga harus menyeberangi danau selama 30 menit menggunakan kapal kecil.
Baca Juga: Update Kasus Penganiayaan di Lokasi Pengolahan Hasil Tambang Poboya, 2 Tersangka Diamankan
Ironisnya, karena dermaga rusak parah dan tak layak pakai, penumpang terpaksa menggunakan perahu kecil demi bisa merapat.
Tampak kayu-kayu lapuk, papan dermaga yang sudah hancur, serta penimbang kapal yang basah dan licin, menggambarkan kelalaian pemerintah dalam memenuhi hak dasar masyarakat.
Tak hanya mengancam keselamatan, kondisi ini juga mempersulit aktivitas warga, terutama yang membawa barang dagangan atau sepeda motor.
Perjalanan tak berhenti di sana. Dari Dermaga Wongkodono menuju Dusun Kangkuro, warga harus menggunakan jasa ojek motor dengan medan ekstrem, jalan berlumpur, sungai-sungai kecil tanpa jembatan layak, hingga jembatan kayu yang bisa ambruk kapan saja.
Ongkos ojek pulang-pergi mencapai Rp250 ribu, menjadi beban berat di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sederhana.
Seorang tukang ojek lokal menuturkan, rusaknya akses jalan ini bukan masalah baru, melainkan sudah bertahun-tahun tanpa upaya perbaikan nyata dari pemerintah
“Apalagi kalau hujan, jalan ini tambah parah. Motor sering terjebak lumpur. Kami sangat berharap ada perhatian serius dari pemerintah,” katanya saat diperjalanan menuju Dusun Kankuro, belum lama ini.
Bukan hanya akses fisik yang terganggu. Pendidikan pun turut terdampak.
Anak-anak Dusun Kangkuro hanya bisa bersekolah hingga jenjang SD di dusun mereka. Untuk melanjutkan ke SMP atau SMA, mereka harus ke desa tetangga, menempuh perjalanan panjang di medan berbahaya.
Pada Minggu, 27 April 2025, dalam kesempatan menghadiri penutupan tambang ilegal di wilayah tersebut, tokoh masyarakat Dusun Kangkuro, Tambogo, mengadukan langsung keluhan ini kepada Bupati Sigi, Mohamad Rizal Intjenae.
Ia mendesak pemerintah segera memperbaiki Dermaga Wongkodono dan akses jalan menuju dusun mereka.
“Kami berharap pemerintah segera memperbaiki dermaga dan jalan ini. Dermaga Wongkodono seharusnya menjadi pintu masuk wisata, bukan malah menjadi hambatan,” tegas Tambogo.
Menanggapi hal itu, Bupati Sigi Mohamad Rizal Intjenae berjanji bahwa pemerintah daerah akan melakukan perbaikan secara bertahap.
“Pemerintah memahami pentingnya akses ini, baik untuk mobilitas masyarakat maupun pengembangan sektor wisata. Kami akan tindaklanjuti bertahap,” ujar Rizal.
Meski janji telah diucapkan, warga Dusun Kangkuro menagih aksi nyata. Di tengah sumber daya alam yang melimpah dan peluang pariwisata yang besar, akses yang memprihatinkan ini menjadi cermin kelalaian serius pemerintah dalam membangun daerahnya sendiri. (**)