Sebelumnya, sejumlah warga lingkar tambang melakukan aksi blokade di dua akses jalan menuju kantor PT CPM. Koordinator Rakyat Lingkar Tambang Poboya, Kusnadi Paputungan, mengatakan aksi tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap informasi kedatangan Aburizal Bakrie untuk meresmikan sistem penambangan bawah tanah (underground) milik PT CPM di Poboya.
Menurut Kusnadi, sistem tambang bawah tanah tersebut masih menjadi polemik di kalangan warga lingkar tambang, khususnya di Kota Palu.
“Aksi ini lahir dari keresahan masyarakat. Apakah sistem underground ini aman atau justru membahayakan lingkungan?” kata Kusnadi.
Ia juga menyesalkan sikap PT CPM yang belum memberikan penjelasan secara terbuka terkait dampak sistem tambang bawah tanah terhadap lingkungan dan keselamatan warga.
“Kota Palu pernah dilanda gempa. Masyarakat khawatir jika sistem tambang bawah tanah ini memicu hal-hal yang tidak diinginkan,” lanjutnya.
Warga juga mendesak pemerintah agar segera menerbitkan Izin Pertambangan Rakyat (IPR) untuk wilayah Poboya, Kota Palu.***