Aktivitas PETI di Desa Busak Merajalela, JATAM Sulteng Kritik Polres Buol Terkesan Tutup Mata

Aktivitas PETI di Desa Busak Merajalela, JATAM Sulteng Kritik Polres Buol Terkesan Tutup Mata
FOTO Koordinator JATAM Sulteng, Moh Taufik, SH, - Latar belakang aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Busak, Kabupaten Buol.

BUOL, KABAR SULTENG – Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) menggunakan alat berat di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah (Sulteng), diduga semakin merajalela dan tidak terbendung.

Kegiatan tambang ilegal itu berlangsung di wilayah pegunungan Desa Busak 1 dan Busak 2, Kecamatan Karamat, serta Desa Pinamula, Kecamatan Momunu.

Bacaan Lainnya

Informasi yang dihimpun media ini menyebutkan, belasan alat berat jenis excavator beroperasi di beberapa titik wilayah pegunungan Teboy, tepatnya di sepanjang bantaran sungai.

“Alat berat di atas sebelumnya ada 12, sekarang mungkin sudah sekitar 14 unit, mereka beroperasi di beberapa titik,” ungkap sumber terpercaya yang enggan disebutkan namanya.

Ia menambahkan, kondisi sungai yang sebelumnya jernih kini berubah menjadi keruh kecoklatan dan berlumpur akibat aktivitas tambang ilegal tersebut.

Baca juga: Tambang Emas Ilegal Gunung Teboy di Buol Kian Marak, Belasan Excavator Beroperasi, Siapa Cukongnya?

“Sungai ini mengalir ke Desa Pinamula dan menjadi sumber kebutuhan warga serta irigasi persawahan,” ujarnya.

Aktivitas tambang ilegal itu juga menjadi sorotan di media sosial. Salah satu akun Facebook, @Muhammad, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kerusakan lingkungan akibat PETI di wilayah Busak.

“Kerusakan hutan kawasan km 16, wilayah Kali, Busak menuju perbatasan Tuinan semakin parah. Akibat penambangan emas sawah di desa Pinamula kabupaten Buol gagal panen. Kini lumpur semakin tebal, dan kekhawatiran hujan akan membawa bencana besar. Sebab bantaran sungai semakin lebar. Kita tunggu akhir cerita, karena pemerintah punya alur cerita,” tulisnya.

Unggahannya disertai foto dan video kondisi sungai yang keruh serta alat berat yang tengah mengeruk material di bantaran sungai.

Aktivitas PETI di Desa Busak Merajalela, JATAM Sulteng Kritik Polres Buol Terkesan Tutup Mata
Sumber Foto: FB/@Muhammad

Postingan itu pun mendapat tanggapan dari warga lain.

“Jujur saudara, ini yang menjadi kekhawatiran saya sejak alat berat masuk di tambang Busak,” tulis akun @Risal Sulu Ital Gani di kolom komentar.

Menanggapi hal ini, Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Sulteng, mendesak aparat penegak hukum (APH) khususnya Polres Buol agar segera bertindak.

“Dugaan aktivitas PETI di Buol sangat mengkhawatirkan dampaknya jika dibiarkan berlarut-larut,” tegas Koordinator JATAM Sulteng, Moh Taufik, SH, Selasa (21/10/2025).

Taufik menyayangkan sikap Polres Buol yang terkesan menutup mata terhadap aktivitas tambang ilegal tersebut.

“Aktivitas ini sudah berlangsung beberapa waktu, dan belum ada tindakan dari Polres Buol, ini mengindikasikan lemhanya penegakan hukum PETI di wilayah Buol,” ujarnya menegaskan.

Taufik menjelaskan, aktivitas PETI di Kabupaten Buol tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga melanggar hak asasi manusia (HAM) karena berdampak langsung pada kehidupan masyarakat yang bergantung pada air sungai.

Karena itu, JATAM Sulteng mendesak penindakan hingga ke pemodal atau cukong dan pihak yang memobilisasi alat berat. Balai Sungai juga diminta turun langsung untuk meninjau kondisi sungai di lapangan.

“APH, Pemda, dan semua pihak harus merespons serius masalah ini,” tegasnya.

Taufik juga meminta agar penegakan hukum tidak berhenti pada pekerja lapangan, melainkan menelusuri dan menindak tegas  pemodal utama tambang ilegal di Desa Busak.

Ia menilai kegiatan PETI tersebut sangat merugikan negara secara ekonomi, merusak lingkungan, serta menghilangkan sumber mata pencaharian warga.

“Jika aparat tidak serius menertibkan PETI, sama saja mengabaikan pidato Presiden Prabowo dalam sidang tahunan MPR 15 Agustus 2025, yang menegaskan komitmen memberantas tambang ilegal penyebab kerugian negara hingga ratusan triliun rupiah,” tutup Taufik.

Sementara Kapolres Buol, AKBP Irwan, yang dikonfirmasi melalui WhatsApp belum merespon hingga berita ini diterbitkan***

 

Simak update berita menarik lainnya, ikuti saluran WhatsApp Official klik di sini

Pos terkait