KABARSULTENG, – Bulan Ramadan merupakan momen yang dinantikan oleh umat muslim di seluruh dunia. Dalam Al-Qur’an dijelaskan, bahwa Allah SWT melipatgandakan kebaikan selama Ramadan. Salah satu dari beberapa kebaikan diantaranya malam Lailatul Qadar.
Mencari kebaikan di malam Lailatul Qadar tentunya tidak bisa terabaikan oleh warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dengan cara iktikaf. Suatu tradisi dengan cara berdiam diri di Masjid sembari melakukan beberapa amalan ibadah seperti mengaji, solat, dzikir, hingga membaca doa Lailatul Qadar.
Di Salah satu Masjid LDII Kelurahan Birobuli Utara, Kota Palu, kian ramai saat memasuki 10 malam terakhir Ramadan. Sebagian warganya mulai mempersiapkan diri mulai dari membawa peralatan ibadah, hingga bekal untuk sahur.
Baca Juga: Setelah Anwar Hafid, Ahmad Ali Serahkan Formulir Calon Gubernur Sulteng ke DPW PKB
Kesemangatan mereka pergi menuju Masjid bernama Miftahul Jannah, untuk berkompetisi mengejar kebaikan di malam Lailatul Qadar. Berharap bisa mendapatkan keistimewaan janji Allah SWT, yang pahalanya lebih baik daripada 1000 bulan.
Para pengurus masjid rupanya jauh hari telah menyiapkan beberapa kebutuhan untuk menyambut 10 malam akhir Ramadan. Diantaranya mempersiapkan karpet, bangku, air minum, kopi, teh, dan saraba merupakan minuman khas Sulawesi Tengah.
Uniknya setiap malam Lailatul Qadar, para jamaah berbondong-bondong untuk sodaqoh makanan. Mulai dari buah-buahan hingga nasi kotak. Makanan disajikan pada tengah malam guna memberikan semangat terhadap sesama jamaah yang sedang berjuang mencari pahala Lailatul Qadar.
Hari Minggu (7/4), mendekati masa injury time Ramadan. Umumnya, umat muslim banyak yang berbelanja untuk keperluan hari raya idul Fitri. Namun berburu pahala terus dilakukan oleh warga LDII di masjid seolah-olah tak lelah dalam melakukan ibadah.
Sepertiga malam akhir merupakan puncak untuk bermunajah kepada Allah SWT, para jamaah berharap bisa mendapatkan rido-Nya dan ingin bertemu kembali Ramadan tahun depan.
Dijelaskan dalam Al-hadis tentang keistimewaan malam Lailatul Qadar.
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ . رواه البخاري
Artinya: Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
Barangsiapa yang berdiri (sholat malam/menghidupkan malam) pada Lailatul Qadr karena iman dan mengharapkan perhitungan (pahala), maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhori)
Aisyah istri Nabi Muhammad SAW pun pernah bercerita tentang mempersungguhnya Nabi dalam mencari Lailatul Qadar.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ فِي الوِتْرِ، مِنَ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ. رواه البخاري
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
Mempersungguhlah kalian (mencari) Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil dari 10 malam terakhir di bulan Romadan . (HR. Bukhori).***