Palu, kabarsulteng.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menurun dalam rentang waktu 1 tahun terakhir.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanganan Penyakit serta Kesehatan Lingkungan Sitti Rachmah menjelaskan, untuk kasus DBD di kota palu sendiri mengalami penurunan dengan total 145 kasus sepanjang Januari sampai April 2023, sedangkan di tahun 2022 itu total kasus nya sebanyak 160 kasus DBD.
Olehnya, Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan selalu waspada terhadap nyamuk demam berdarah.
“Alhamdulillah kasus demam berdarah sekarang ini mengalami penurun, berbedalah dengan tahun kemarin yang sangat mengalami peningkatan,” jelasnya saat ditemui kabarsulteng.id pada Senin, (8/5/2023).
Katanya, dari 145 kasus ini, Kecamatan Palu Selatan menjadi daerah tertinggi pengidap penyakit tersebut, yakni sebanyak 34 kasus, kemudian disusul Palu Barat 31 kasus, Tatanga 24 kasus, Tawaeli 2 kasus, Palu Utara 12 kasus dan 1 orang meninggal dunia di Kelurahan Lolu Selatan.
Ia menuturkan, pihaknya sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat maupun sekolah-sekolah di Kota Palu guna menerapkan Membersihkan, Menutup, Menguras (3M).
Bagi Sitti Rachmah, cara sosialisasi rutin itu merupakan trik Dinkes Palu dalam mengurangi kasus DBD.
“Apa lagi kota palu ini musim pancaroba yang dimana biasa panas dan hujan yang bisa jadi memancing kasus DBD semakin banyak, dengan adanya 3M ini semoga bisa teratasi dan aman terkendali,” tuturnya.
Sitti menghimbau, kepada seluruh masyarakat Kota Palu agar terus menjaga lingkungannya agar mencegah menyakit demam berdarah ini.
Tak hanya masyarakat, Ia juga menekankan agar seluruh sekolah di Palu sering melakukan kerja bakti rutin dalam membersihkan lingkungan sekolah.
“Karena penyakit menurun dari alam ini atau pun nyamuk kalau kita tidak cegah pasti akan semakin menular dan bertambah,” pungkasnya. (Angel)