Parigi Moutong, kabarsulteng.id – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) sediakan rumah singgah atau rumah tunggu rujukan lengkap fasilitas untuk keluarga pasien rujukan ke Rumah Sakit Kota Makassar Sulawesi Selatan.
“Bagi yang ingin berobat atau di rujuk ke RS di Kota Makassar, tidak usah cemas, karena saat ini Pemda Parimo melalui Dinkes Parimo telah menyiapkan rumah tunggu rujukan,” kata Kadis Kesehatan Parimo Elen Nelwan, di Parimo, Kamis, 9 Februari 2023.
Elen mengatakan, rumah tunggu dikhususkan bagi masyarakat kurang mampu, yang mana keluarganya sakit dan harus di rujuk ke Makassar.
Baca juga: Pelajar Berprestasi di Parimo Dapat Beasiswa Fakultas Kedokteran
“Kami sudah siapkan Rumah Singgah di Makkassar,” ujar Ellen.
Elen menyampaikan, rumah singgah atau rumah beralamat di jalan Griya Prima Tonasa A1 No 3 Kelurahan Pai Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.
“Adanya rumah rujukan itu sudah berlangsung sejak tahun kemarin dan tahun 2023 ini kembalidi perpanjang kontraknya,” ungkap Elen.
Penyediaan rumah rujukan, kata Elen, merupakan upaya dan inisiatif dari Bupati Parimo yang mengaku saangat prihatin terhadap masyarakatnya yang melakukan pengobatan atau pihak keluarganya di rujuk RS Makassar.
“Pak Bupati katakan ke saya bahwa, ia saja ada uang berobat di Makassar siksa, apalagi masyarakat yang kurang mampu dan tidak mempunyai tempat tinggal pasti lebih siksa lagi dan mengeluarkan ongkos yang banyak. Sehingga dengan adanya Rumah Tunggu dapat meringankan biaya hidup masyarakat di Makassar,”tuturnya.
Lanjut Elen, rumah tunggu rujukan di Makassar dilengkapi Fasiltas 4 Kamar masing masing 1 pasien 1 kamar, tersedia AC, kamar mandi, air bersih, listrik, kelengkapan dapur, dan kelengkapan lainnya.
“Apabila membawa banyak keluarga maka harus tidur di ruang tengah yang sudah disiapkan karpet besar, masyarakat cukup membayar Rp 200 ribu saja per keluarga entah membawa keluarga 10 orang bahkan lebih dari itu dibolehkan,” terang Elen.
Elen menerangkan, pungutan Rp 200 ribu itu kata Elen untuk pembayaran listrik, air dan sampah. Menurutnya pungutan tersebut lebih ekonomis Jika dibanding menginap di penginapan Makassar.
“Rata-rata tarif kamar hotel disana itu Rp550 ribu per hari, belum untuk makan dan kebutuhan setiap harinya. Kalau ini warga cukup membawa beras dan kebutuhan dapur lainnya,” demikian jelas Elen.(*/AM)
Pantau juga berita menarik lainnya di Instagram kabarsulteng.id klik disini